Tema :
Tokoh : Syarifudin
sebagai Udin
Rana Rufaidah sebagai Profesor
Hakim sebagai Udin saat sudah berubah
Syarifudin sebagai Syarif
Udin
(Disebuah
ruang serba putih dengan banyak alat-alat medis. Seorang professor tengah sibuk
membentuk suatu ramuan istimewa. Ramuan yang merupakan ramuan sangat hebat).
Profesor : Akhirnya aku dapat menciptakan
ramuan paling hebat yang pernah ada. Tetapi
ramuan ini tampak belum sempurna. Udiiiin!
Udin :
(datang dengan muka gugup dan bicara terbata-bata) siap pro…fe…sor!
Profesor : Lama sekali! Kamu tuh saya gaji
untuk membantu saya,tapi kamu malah datang
lama sekali!
Udin :
Maafkan saya Profesor. Saya salah..
Profesor : Ya memang kamu salah! Cepat
ambilkan makanan,dasar pembantu tidak
berguna!
Udin :
(Udin pergi meninggalkan profesor menuju dapur. Ia sangat kesal,telat
diperlakukan seperti tadi)
Halah profesor bisanya Cuma marah-marah tidak
berguna. Saya kan lelah.
Mengasih gaji juga kecil pakai marah-marah segala.
Udin :
(Udin kembali ke laboratorium profesor,dengan senyum yang dipaksakan) Ini
Prof makanannya
Profesor :
Saya sudah tidak lapar! Sudah cepar pergi sana kamu!
Udin :
(merasa terusir Udin bergegas pergi membawa makanan yang tadi
diberikannya)
Profesor : Heh
makanannya letakkan disini saja.
(Keesokkan
harinya Udin masuk menyenilap melihat-lihat kedalam laboratorium.
Dengan langkah sangat hati-hati ia masuk tiba-tiba dia tidak
sengaja menabrak suatu ramuan).
Udin :
(Udin tidak sengaja menabrak suatu benda dan panik) Eh…aduh gimana nih?
Untung tidak tumpah. Ini ramuan apa ya? Bisa diminum tidak ya?
(keingin tahuan Udin bertambah dengan sangat
penasarannya akhirnya ia
meminum ramuan tersebut) Ah enak nih manis rasanya.
(Seketika badan Udin kejang-kejang)
Hakim : Eh tanganku dan badanku kok jadi
bengkak gini? Kenapa nih? (Meraba-raba
badan yang telah berubah) Oh tidak!!!
(Profesor kembali lagi ingin
menyempurnakan ramuannya, ia ingin menjadikan ramuannya menjadi ramuan
istimewa).
Profesor : Eh
ramuanku dimana? Kenapa isinya kosong begini? (Profesor
mengkhawatirkan ramuannya yang belum sempurna) Udiiin!
Hakim :
(Seketika datang seorang lelai bertubuh tegap) Profesor memanggil saya?
Hahaha! Mau apa anda? Mau manyuruh-nyuruh saya?
Profesor :
U…din? (dengan tergagap-gagap Profesor melanjutkan bicaranya) Kamu yang..
Hakim :
Hah! Sudah tidak usah banyak bicara! Profesor dengar ya saya bisa lakukan apa
saja untuk merubah masa
depan anda jadi buruk. Mau contoh? (mengambil
baja yang sangat keras
dan lalu menghancurkannya) Hahaha! Lihat? Anda mau
nasib anda seperti ini
Profesor? Mulai sekarng anda yang jadi pembantu saya.
Karena harta akan habis
walaupun harta anda banyak,anda harus cari kerja!
Saya ingin
bersantai-santai menikmati ini semua.
(Udin meninggalkan ruangan tersebut dan
Profesor tersudut menangis sedih).
Profesor : Apa
yang harus aku lakukan? Bagaimana ini? Mengapa semuanya menjadi
seperti ini? (Profesor
menyeka air matanya,menahan tangisan dan mulai
mencoba untuk tegar)
(Profesor mencari kerja
kemana-mana, sampai akhirnya mendapatkan kerja.
Setiap hari Profesor menjadi bulan-bulanan Udin. Dia harus
mencuci baju,membereskan rumah
dan memberikan seluruh gajinya kepada Udin. Dipagi yang cerah
Profesor sedang menjalani
kerjanya sebagai tukang bersih-bersih di café,tiba-tiba
seorang laki-laki tidak sengaja
menabraknya).
Syarif :
Eh…maaf-maaf
Profesor : Iya
tidak apa-apa (membereskan semua barang-barang yang jatuh)
Syarif :
Aku…Syarif. Aku sering ke cafe ini. Tapi kok aku gapernah lihat kamu ya?
Profesor :
(dengan sangat malu Profesor menatap wajah pria itu,pria itu tampan layaknya
pangeran)
Syarif :
Hey?
Profesor : Aku
baru kerja disini
Syarif : Oh
begitu. Siapa namamu?
Profesor :
Rana
Syarif :
Oh Rana aku Syarif. Senang bisa mengenalmu,maafkan aku ya sudah
menabrakmu (pria itu menebar senyum pangerannya)
Profesor : (gugup karena melihat
senyumnya,Profesor hanya membalas dengan senyum
malu)
(Profesor memasuki rumahnya sambil setengah memikirkan pria
tadi. Muka
Profesor pun menjadi merah malu.)
Hakim :
Heh! Ngapain kamu senyum-senyum? Cepat ambil makanan!
Profesor : Iya
Din
Hakim :
Heh! Panggil saya ‘tuan’ dasar pembantu!
(Setelah
menjalani hari-hari penuh tekanan batin, Profesor menjadi cukup kuat
menghadapi cobaan ini. Pada saat pulang kerja Profesor
bertemu dengan pria yang ditunggu
tunggunya yaitu Syarif)
Syarif :
Hey Ran!
Profesor : Hey
Syarif,ada apa?
Syarif :
Tidak ada apa-apa. Kamu kenapa terlihat muramsih?
Profesor : Tak
apa
Syarif :
Sudah cerita saja aku siang mendengarkan kok
Profesor :
Tapi kamu janji tidak akan bilang siapa-siapakan?
Syarif :
Iya kok
Profesor : Aku
adalah seorang Profesor,aku sedang menciptakan suatu ramuan tiba-tiba
pembantuku meminum ramuan
itu dan aku mejadi budak pembantuku
sekarang
Syarif :
Bagaimana kalau aku membantumu untuk membuat ramuan
Profesor :
Ramuan apa?
Syarif :
Ramuan yang dapat membuat pembantumu itu menjadi lemah. Bagaimana?
Profesor :
Ohiya! Kita bisa buat ramuan itu. Kau yakin mau membantuku?
Syarif :
Aku akan membantumu selagi aku bisa
(Akhirnya
Profesor menemukan orang yang dapat mengerti ia sepenuhnya. Profesorpun
akan membuat ramuan bersama Syarif ketika Udin tidak ada)
Syarif :
Bagaimana hasilnya?
Profesor :
Sempurna! Terimakasih Syarif aku tak tahu lagi apa jadinya bila tidak ada kamu
Syarif :
Tidak apa Ran. Aku malah justru senang membantumu.
Profesor :
Sekarang kamu harus pergi Udin sebentar lagi akan datang Rif
(Syarif
hanya mengangguk dia meninggalkan Profesor. Iya sebenarnya menyimpan
banyak perasaan dibalik tatap matanya. Dari sejak bertemu
Syarif sudah sangat tertarik pada
Profesor).
(Esok
paginya Profesor sedang menyiapkan makanan untuk Udin. Dia juga berniat akan
memasukan ramuan tersebut kedalam makanannya).
Profesor : Aku
yakin sehabis ini Udin akan kembali lagi berubah menjadi dia yang dulu.
Hakim :
(Tiba-tiba masuk kedalam ruangan) Mana makananku pembantu!
Profesor : Ini makanannya (Profesor memberikan
makanan itu dengan muka penuh
harap)
Hakim : Ini
makanan paling enak dibanding makanan-makananmu yang lain. Terus
masak seperti ini jadinya kan aku….(tba-tiba badan Udin kejang-kejang
dan dia
mulai berubah menjadi seperti semula)
Udin :
Tidak!!! Apa yang kamu lakukan
kenapa kamu merubahku? Kamu ingin menyiksaku seperti dulu?
Profesor : Tidak Din. Aku ingin meminta maaf
padamu. Dulu aku sering sekali
menyiksamu,bahkan sampai kau membalas dendam
seperti ini. Maafkan aku
Din
Udin :
Maafkan aku Prof..(Udin merasa sangat menyesal)
Profesor :
Tidak apa Din
(Akhirnya
penderitaan Profesor pun berakhir dan Udinpun sekarang menjadi asisten
Profesor. Mereka berteman dan menjadi rekan kerja yang
handal. Pada siang hari ada perasaan
gundah dihati Profesor dia ingin menemukan Syarif,dia ingin
berterimakasih kepadanya).
Profesor :
Syarif?
Syarif :
Hey ibu Profesor!
Profesor : Aku
ingin berterima kasih kepadamu atas segalanya, akutak tahu bagaimana
jadinya bila tanpa bantuanmu
Syarif :
Hm….aku ingin memperjelas hubungan kita?
Profesor :
Maksudnya?
Syarif :
Maukah kau menikmati 2520 makan malam bersamaku?
Profesor : Iya
(Akhirnya semua berjalan dengan bahagia. Profesor pun
menjadi pendamping hidup
Syarif sekarang dan mereka semua akhirnya hidup
bahagia,selamanya.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar