Selasa, 20 November 2012

Contoh Drama


Tema   :
Tokoh  : Syarifudin sebagai Udin
              Rana Rufaidah sebagai Profesor
              Hakim sebagai Udin saat sudah berubah
              Syarifudin sebagai Syarif

Udin
            (Disebuah ruang serba putih dengan banyak alat-alat medis. Seorang professor tengah sibuk membentuk suatu ramuan istimewa. Ramuan yang merupakan ramuan sangat hebat).

Profesor           : Akhirnya aku dapat menciptakan ramuan paling hebat yang pernah ada. Tetapi   
   ramuan ini tampak belum sempurna. Udiiiin!
Udin                 : (datang dengan muka gugup dan bicara terbata-bata) siap pro…fe…sor!
Profesor           : Lama sekali! Kamu tuh saya gaji untuk membantu saya,tapi kamu malah datang 
   lama sekali!
Udin                 : Maafkan saya Profesor. Saya salah..
Profesor           : Ya memang kamu salah! Cepat ambilkan makanan,dasar pembantu tidak 
  berguna!
Udin                 : (Udin pergi meninggalkan profesor menuju dapur. Ia sangat kesal,telat
diperlakukan seperti tadi) Halah profesor bisanya Cuma marah-marah tidak
berguna. Saya kan lelah. Mengasih gaji juga kecil pakai marah-marah segala.
Udin                 : (Udin kembali ke laboratorium profesor,dengan senyum yang dipaksakan) Ini
   Prof makanannya
Profesor           : Saya sudah tidak lapar! Sudah cepar pergi sana kamu!
Udin                 : (merasa terusir Udin bergegas pergi membawa makanan yang tadi
   diberikannya)
Profesor           : Heh makanannya letakkan disini saja.

            (Keesokkan harinya Udin masuk menyenilap melihat-lihat kedalam laboratorium.
Dengan langkah sangat hati-hati ia masuk tiba-tiba dia tidak sengaja menabrak suatu ramuan).

Udin                 : (Udin tidak sengaja menabrak suatu benda dan panik) Eh…aduh gimana nih?
   Untung tidak tumpah. Ini ramuan apa ya? Bisa diminum tidak ya?
                           (keingin tahuan Udin bertambah dengan sangat penasarannya akhirnya ia
   meminum ramuan tersebut) Ah enak nih manis rasanya.
   (Seketika badan Udin kejang-kejang)
Hakim              : Eh tanganku dan badanku kok jadi bengkak gini? Kenapa nih? (Meraba-raba
   badan yang telah berubah) Oh tidak!!!
(Profesor kembali lagi ingin menyempurnakan ramuannya, ia ingin menjadikan ramuannya menjadi ramuan istimewa).

Profesor           : Eh ramuanku dimana? Kenapa isinya kosong begini? (Profesor
  mengkhawatirkan ramuannya yang belum sempurna) Udiiin!
Hakim              : (Seketika datang seorang lelai bertubuh tegap) Profesor memanggil saya?
   Hahaha! Mau apa anda? Mau manyuruh-nyuruh saya?
Profesor           : U…din? (dengan tergagap-gagap Profesor melanjutkan bicaranya) Kamu yang..
Hakim              : Hah! Sudah tidak usah banyak bicara! Profesor dengar ya saya bisa lakukan apa
saja untuk merubah masa depan anda jadi buruk. Mau contoh? (mengambil  
baja yang sangat keras dan lalu menghancurkannya) Hahaha! Lihat? Anda mau
nasib anda seperti ini Profesor? Mulai sekarng anda yang jadi pembantu saya.
Karena harta akan habis walaupun harta anda banyak,anda harus cari kerja!
Saya ingin bersantai-santai menikmati ini semua.
                          (Udin meninggalkan ruangan tersebut dan Profesor tersudut menangis sedih).
Profesor           : Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ini? Mengapa semuanya menjadi
seperti ini? (Profesor menyeka air matanya,menahan tangisan dan mulai
mencoba untuk tegar)

(Profesor mencari kerja kemana-mana, sampai akhirnya mendapatkan kerja.
Setiap hari Profesor menjadi bulan-bulanan Udin. Dia harus mencuci baju,membereskan rumah
dan memberikan seluruh gajinya kepada Udin. Dipagi yang cerah Profesor sedang menjalani
kerjanya sebagai tukang bersih-bersih di café,tiba-tiba seorang laki-laki tidak sengaja
menabraknya).

Syarif               : Eh…maaf-maaf
Profesor           : Iya tidak apa-apa (membereskan semua barang-barang yang jatuh)
Syarif               : Aku…Syarif. Aku sering ke cafe ini. Tapi kok aku gapernah lihat kamu ya?
Profesor           : (dengan sangat malu Profesor menatap wajah pria itu,pria itu tampan layaknya
   pangeran)
Syarif               : Hey?
Profesor           : Aku baru kerja disini
Syarif               : Oh begitu. Siapa namamu?
Profesor           : Rana
Syarif               : Oh Rana aku Syarif. Senang bisa mengenalmu,maafkan aku ya sudah
   menabrakmu (pria itu menebar senyum pangerannya)
Profesor           : (gugup karena melihat senyumnya,Profesor hanya membalas dengan senyum
   malu)
(Profesor memasuki  rumahnya sambil setengah memikirkan pria tadi. Muka
Profesor pun menjadi merah malu.)

Hakim              : Heh! Ngapain kamu senyum-senyum? Cepat ambil makanan!
Profesor           : Iya Din
Hakim              : Heh! Panggil saya ‘tuan’ dasar pembantu!

                        (Setelah menjalani hari-hari penuh tekanan batin, Profesor menjadi cukup kuat
menghadapi cobaan ini. Pada saat pulang kerja Profesor bertemu dengan pria yang ditunggu
tunggunya yaitu Syarif)

Syarif               : Hey Ran!
Profesor           : Hey Syarif,ada apa?
Syarif               : Tidak ada apa-apa. Kamu kenapa terlihat muramsih?
Profesor           : Tak apa
Syarif               : Sudah cerita saja aku siang mendengarkan kok
Profesor           : Tapi kamu janji tidak akan bilang siapa-siapakan?
Syarif               : Iya kok
Profesor           : Aku adalah seorang Profesor,aku sedang menciptakan suatu ramuan tiba-tiba
pembantuku meminum ramuan itu dan aku mejadi budak pembantuku    
sekarang
Syarif               : Bagaimana kalau aku membantumu untuk membuat ramuan
Profesor           : Ramuan apa?
Syarif               : Ramuan yang dapat membuat pembantumu itu menjadi lemah. Bagaimana?
Profesor           : Ohiya! Kita bisa buat ramuan itu. Kau yakin mau membantuku?
Syarif               : Aku akan membantumu selagi aku bisa

            (Akhirnya Profesor menemukan orang yang dapat mengerti ia sepenuhnya. Profesorpun
akan membuat ramuan bersama Syarif ketika Udin tidak ada)

Syarif               : Bagaimana hasilnya?
Profesor           : Sempurna! Terimakasih Syarif aku tak tahu lagi apa jadinya bila tidak ada kamu
Syarif               : Tidak apa Ran. Aku malah justru senang membantumu.
Profesor           : Sekarang kamu harus pergi Udin sebentar lagi akan datang Rif

            (Syarif hanya mengangguk dia meninggalkan Profesor. Iya sebenarnya menyimpan
banyak perasaan dibalik tatap matanya. Dari sejak bertemu Syarif sudah sangat tertarik pada
Profesor).
            (Esok paginya Profesor sedang menyiapkan makanan untuk  Udin. Dia juga berniat akan
memasukan ramuan tersebut kedalam makanannya).

Profesor           : Aku yakin sehabis ini Udin akan kembali lagi berubah menjadi dia yang dulu.
Hakim              : (Tiba-tiba masuk kedalam ruangan) Mana makananku pembantu!
Profesor           : Ini makanannya (Profesor memberikan makanan itu dengan muka penuh
  harap)
Hakim              : Ini makanan paling enak dibanding makanan-makananmu yang lain. Terus
   masak seperti ini jadinya kan aku….(tba-tiba badan Udin kejang-kejang dan dia
   mulai berubah menjadi seperti semula)
Udin                 : Tidak!!! Apa yang kamu lakukan
   kenapa kamu merubahku? Kamu ingin menyiksaku seperti dulu?
Profesor           : Tidak Din. Aku ingin meminta maaf padamu. Dulu aku sering sekali 
   menyiksamu,bahkan sampai kau membalas dendam seperti ini. Maafkan aku
   Din
Udin                 : Maafkan aku Prof..(Udin merasa sangat menyesal)
Profesor           : Tidak apa Din

            (Akhirnya penderitaan Profesor pun berakhir dan Udinpun sekarang menjadi asisten
Profesor. Mereka berteman dan menjadi rekan kerja yang handal. Pada siang hari ada perasaan
gundah dihati Profesor dia ingin menemukan Syarif,dia ingin berterimakasih kepadanya).

Profesor           : Syarif?
Syarif               : Hey ibu Profesor!
Profesor           : Aku ingin berterima kasih kepadamu atas segalanya, akutak tahu bagaimana
  jadinya bila tanpa bantuanmu
Syarif               : Hm….aku ingin memperjelas hubungan kita?
Profesor           : Maksudnya?
Syarif               : Maukah kau menikmati 2520 makan malam bersamaku?
Profesor           : Iya
           
(Akhirnya  semua berjalan dengan bahagia. Profesor pun menjadi pendamping hidup
Syarif sekarang dan mereka semua akhirnya hidup bahagia,selamanya.)

                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar